Digunakan untuk membedakan manakah yang merupakan kebiasaan dan manakah yang merupakan ibadah.
“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya.” (HR. Bukhari no. 1 dan Muslim no. 1907)
2. Rukun mandi
Mandi adalah mengguyurkan seluruh badan dengan air, yaitu mengenai rambut dan kulit.
3. Cara mandi yang sempurna
Berikut kita akan melihat tata cara mandi yang disunnahkan.
Berikut haditsnya:
Hadits pertama:
عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ 
النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – أَنَّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم –
 كَانَ إِذَا اغْتَسَلَ مِنَ الْجَنَابَةِ بَدَأَ فَغَسَلَ يَدَيْهِ ، 
ثُمَّ يَتَوَضَّأُ كَمَا يَتَوَضَّأُ لِلصَّلاَةِ ، ثُمَّ يُدْخِلُ 
أَصَابِعَهُ فِى الْمَاءِ ، فَيُخَلِّلُ بِهَا أُصُولَ شَعَرِهِ ثُمَّ 
يَصُبُّ عَلَى رَأْسِهِ ثَلاَثَ غُرَفٍ بِيَدَيْهِ ، ثُمَّ يُفِيضُ 
الْمَاءَ عَلَى جِلْدِهِ كُلِّهِ
Dari ‘Aisyah, isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa jika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
 mandi junub, beliau memulainya dengan mencuci kedua telapak tangannya. 
Kemudian beliau berwudhu sebagaimana wudhu untuk shalat. Lalu beliau 
memasukkan jari-jarinya ke dalam air, lalu menggosokkannya ke kulit 
kepalanya, kemudian menyiramkan air ke atas kepalanya dengan cidukan 
kedua telapak tangannya sebanyak tiga kali, kemudian beliau mengalirkan 
air ke seluruh kulitnya.” (HR. Bukhari no. 248 dan Muslim no. 316).
Hadits kedua:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ 
قَالَتْ مَيْمُونَةُ وَضَعْتُ لِرَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – 
مَاءً يَغْتَسِلُ بِهِ ، فَأَفْرَغَ عَلَى يَدَيْهِ ، فَغَسَلَهُمَا 
مَرَّتَيْنِ مَرَّتَيْنِ 
أَوْ ثَلاَثًا ، ثُمَّ أَفْرَغَ بِيَمِينِهِ عَلَى شِمَالِهِ ، فَغَسَلَ مَذَاكِيرَهُ ، ثُمَّ دَلَكَ يَدَهُ بِالأَرْضِ ، ثُمَّ مَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ ، ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ وَيَدَيْهِ ثُمَّ غَسَلَ رَأْسَهُ ثَلاَثًا ، ثُمَّ أَفْرَغَ عَلَى جَسَدِهِ ، ثُمَّ تَنَحَّى مِنْ مَقَامِهِ فَغَسَلَ قَدَمَيْهِ
أَوْ ثَلاَثًا ، ثُمَّ أَفْرَغَ بِيَمِينِهِ عَلَى شِمَالِهِ ، فَغَسَلَ مَذَاكِيرَهُ ، ثُمَّ دَلَكَ يَدَهُ بِالأَرْضِ ، ثُمَّ مَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ ، ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ وَيَدَيْهِ ثُمَّ غَسَلَ رَأْسَهُ ثَلاَثًا ، ثُمَّ أَفْرَغَ عَلَى جَسَدِهِ ، ثُمَّ تَنَحَّى مِنْ مَقَامِهِ فَغَسَلَ قَدَمَيْهِ
Dari Ibnu ‘Abbas berkata bahwa Maimunah mengatakan, “Aku pernah menyediakan air mandi untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
 Lalu beliau menuangkan air pada kedua tangannya dan mencuci keduanya 
dua kali-dua kali atau tiga kali. Lalu dengan tangan kanannya beliau 
menuangkan air pada telapak tangan kirinya, kemudian beliau mencuci 
kemaluannya. Setelah itu beliau menggosokkan tangannya ke tanah. 
Kemudian beliau berkumur-kumur dan memasukkan air ke dalam hidung. Lalu 
beliau membasuh muka dan kedua tangannya. Kemudian beliau membasuh 
kepalanya tiga kali dan mengguyur seluruh badannya. Setelah itu beliau 
bergeser dari posisi semula lalu mencuci kedua telapak kakinya (di 
tempat yang berbeda).” (HR. Bukhari no. 265 dan Muslim no. 317).
Berikut rangkuman dari hadits diatas :
Pertama: Mencuci tangan terlebih dahulu sebanyak tiga kali sebelum tangan tersebut dimasukkan dalam bejana atau sebelum mandi.
Kedua: Membersihkan kemaluan dan kotoran menggunakan tangan kiri.
Ketiga: Mencuci tangan kiri dengan sabun atau tanah sehabis membersihkan kemaluan atau kotoran.
Keempat: Berwudhu seperti ketika hendak solat
Kelima: Mengguyur air pada kepala sebanyak tiga kali hingga sampai ke pangkal rambut.
Keenam: Memulai mencuci kepala bagian kanan, lalu kepala bagian kiri.
Ketujuh: Menyela-nyela rambut.
Kedelepan: Mengguyur air pada seluruh badan dimulai dari sisi yang kanan setelah itu yang kiri.
Bagaimana cara mandi wajib untuk perempuan
Tata cara mandi junub pada wanita sama dengan tata cara mandi yang diterangkan di atas sebagaimana telah diterangkan dalam hadits Ummu Salamah, “Saya berkata, wahai Rasulullah, aku seorang wanita yang mengepang rambut kepalaku, apakah aku harus membuka kepangku ketika mandi junub?” Beliau bersabda, “Jangan (kamu buka). Cukuplah kamu mengguyur air pada kepalamu tiga kali, kemudian guyurlah yang lainnya dengan air, maka kamu telah suci.” (HR. Muslim no. 330).
Pertama: Menggunakan sabun dan pembersih lainnya beserta air.
Kedua: Melepas kepangan sehingga air sampai ke pangkal rambut.
Ketiga: Ketika mandi 
sesuai masa haidh, seorang wanita disunnahkan membawa kapas atau 
potongan kain untuk mengusap tempat keluarnya darah guna menghilangkan 
sisa-sisanya. Selain itu, disunnahkan mengusap bekas darah pada kemaluan
 setelah mandi dengan minyak misk atau parfum lainnya. Hal ini dengan 
tujuan untuk menghilangkan bau yang tidak enak karena bekas darah haidh. 
Sumber : http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/tata-cara-mandi-wajib.html
 
0 komentar:
Posting Komentar